Rabu, 25 Mei 2011

mantan anak jalanan didirikan sekolah gratis......

Jumlah pengamen, pengemis, dan pemulung yang biasa disebut romusa atau rombongan muka susah di kawasan Terminal Depok, Jawa Barat, dan sekitarnya tidak terhitung banyaknya. Melihat kondisi tersebut hati Nurrohim yang memang dekat dengan kehidupan jalanan menjadi terketuk. Pada tahun 2000 ia sengaja mendirikan tempat belajar di beranda mesjid Terminal Depok. "Tak ada diskriminasi dalam pendidikan," kata Nurrohim, belum lama berselang.

Ternyata tidak hanya anak jalanan, pengamen, atau anak putus sekolah, dari keluarga tak mampu pun bergabung menimba ilmu di sini. Kini jumlah siswanya sudah mencapai dua ribu orang lebih mulai dari tingkat usia dini hingga sekolah menengah atas. Tapi itu semua masih jauh dari cita-cita besar Nurrohim.

Biaya operasional sekolah gratis ini semula dari warung milik Nurrohim. Tapi kini, ada bantuan dari badan zakat dan penjualan barang rongsokan. Pengajarnya adalah para relawan yang suka rela mengajar tanpa pamrih alias tidak mendapatkan bayaran. Meski begitu mereka bangga bisa berbuat sesuatu untuk sesama.

Usaha Nurrohim tak sia-sia. Beberapa anak binaannya ada yang berhasil mendapatkan bea siswa ke luar negeri dan ada pula yang diterima di perguruan tinggi negeri.

Di tengah keterbatasan yang dihadapi Nurrohim terus berjuang. Terbentang angan dirinya bisa membangun sendiri rumah sakit dan perguruan tinggi yang semua tenaga dan anak didiknya direkrut dari anak-anak jalanan dan kurang mampu.



waaahhh...salut gue...
ternyata masih ada orang yang ikhlas mendirikan sekolah gratis buat anak jalanan,pengemis bahkan orang yang tidak mampu sampai putus sekolah.
para pengajarnya juga tanpa dibayar tetapi jiwa para pengajar tersebut tidak mengharapkan pamrih dan masih terus mengajar disekolah gratis tersebut.
kemudian nurrohim ialah salah satu pendiri sekolah gratis tersebut mendapat beasiswa ke luar negeri dan diterima di salah satu perguruan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar